Nyanyian Lagu Harapan Sengaja Ku Lantunkan,
Aku pun berharap Dapat memahaminya Hingga bisa
Memadamkan Jeritan Api Mengganas dalam Hati
dan membawa Kedamaian atas semua ini.
Tapi Diri Memilih diam tanpa Untaian Kata
Seakan-akan Merasa Pasra atas semua Ini.
Hingga aku Menjadi Ragu Atas Sikap ,
aKu pun Melantunkan Kata ini.
“ Shang Bintang menjadi Gembira,
Ketika Shang Bulan datang Dengan Kesetianya
Dan mebawah harapan Untuk memberikan
Pancaran cahaya Bersamanya Pada Shang Bumi,
jikala Malam Gelap datang Menyelmutinya.
Hingga Bumi seisinya menjadi Ceria Terpesona Dan
bangga Pada mereka berdua...”
“Biarkan Semua pergi dan menghilang dibawah angin Malam
Hingga datanglah Shang Mentari
dan Mencairkan hati yang membeku dikala Datangnya Petang
Dan Memberi Isyarat Yang Menandahkan Semuan kembali pada Awalnya...”
datangnya gelap akan datangnya pula cahaya
datangnya Penderitaan akan datangnya pula kebahagian.
lalu disana kita diajarkan Syukur dan Sabar.
itulah yang akan menjadi penentu jalan kebenaran.
Aku Hanya Ingin Berkata
“untuk Apa ada keluhan diantara KAMU,
Jika Memang Itu Adalah Konsekuensi Hidup”
"Jadikanlah semua sebagi cermi Diri untuk Kedepan
sebab orang menjadi arif dikarenakan dia
berani maju, merasa, mengenal, dan memahami
akan Pahit dan manis kehidupan sebelumnya."
"Dan jangan jadikan sebagai malapetaka bagi Diri kita,
sebab kita tidak menghargai diri maka
kita akan murka dihapan-Nya, dikarena DIA ( Allah )
Menciptakan kita sebaik-baik mungkin dan tidak
ada rasa syukur yang ada pada diri kita."
"mengenal dan Memahamilah lebih dulu Sebelum Melangka
Bukan Melangka lebih Dulu belakangnya memahami dan mengenal
Hingga Yang ada hanya Kebingunan
dan membuat semuanya menjadi Pasra" ,,
Makassar,26-07-2012
Jumat, 03 Agustus 2012
Kamis, 02 Agustus 2012
DIA IBU
Di kala itu ,,Di ujung jalan berdebu
Dari keramaian kota yang pilu
di atas kerumunan ummat
Dari dia yang bertati
Antara pinta yang terpedam
Terpancarlah secerca cahaya
Oleh dia nan jauh
beribu tanya
siapa dia?
Dari mana dia..?
Untuk apa dia..?
Kanapa dia ..?
Darimanakah cahaya itu,,,?
Jawabnya,,
aku adalah sang kasih
Aku adalah sang rahman
Dan aku adalah sang rahim
Lalu akupun diam
Meratapi dia oleh kebingunganku
Lalu iapun dengan suara lantang Berbicara
aku adalah ibu
kasih yang tak perna mati
kasih yang terus barsinar
dan tiada batas atas kasihku
dengan cucuran sinar air yang mangalir
dari kelopak mata yang terdalam
lalu iapun menghilang dari ratapanku
terlintaslah kasih sang ibu yang jauh..
oh ibu begitu besar kah kasihmu..?
engkau kah rahman itu..?
enkau kah rahhim itu..?
termanungku dari segala kasalahanku
ibu,,ampunilah aku
aku yang bodoh,anakmu yang tak pernah mau dengarkan suara sucimu
anakmu yang slalu mencucurkan air matamu,,
oh ibu ampunilah aku,,
ridahmu adalah jalanku..
sembah sujudku untukmu ibu
Dari keramaian kota yang pilu
di atas kerumunan ummat
Dari dia yang bertati
Antara pinta yang terpedam
Terpancarlah secerca cahaya
Oleh dia nan jauh
beribu tanya
siapa dia?
Dari mana dia..?
Untuk apa dia..?
Kanapa dia ..?
Darimanakah cahaya itu,,,?
Jawabnya,,
aku adalah sang kasih
Aku adalah sang rahman
Dan aku adalah sang rahim
Lalu akupun diam
Meratapi dia oleh kebingunganku
Lalu iapun dengan suara lantang Berbicara
aku adalah ibu
kasih yang tak perna mati
kasih yang terus barsinar
dan tiada batas atas kasihku
dengan cucuran sinar air yang mangalir
dari kelopak mata yang terdalam
lalu iapun menghilang dari ratapanku
terlintaslah kasih sang ibu yang jauh..
oh ibu begitu besar kah kasihmu..?
engkau kah rahman itu..?
enkau kah rahhim itu..?
termanungku dari segala kasalahanku
ibu,,ampunilah aku
aku yang bodoh,anakmu yang tak pernah mau dengarkan suara sucimu
anakmu yang slalu mencucurkan air matamu,,
oh ibu ampunilah aku,,
ridahmu adalah jalanku..
sembah sujudku untukmu ibu
Langganan:
Postingan (Atom)