Nyanyian Lagu Harapan Sengaja Ku Lantunkan,
Aku pun berharap Dapat memahaminya Hingga bisa
Memadamkan Jeritan Api Mengganas dalam Hati
dan membawa Kedamaian atas semua ini.
Tapi Diri Memilih diam tanpa Untaian Kata
Seakan-akan Merasa Pasra atas semua Ini.
Hingga aku Menjadi Ragu Atas Sikap ,
aKu pun Melantunkan Kata ini. “ Shang Bintang menjadi Gembira, Ketika Shang Bulan datang Dengan Kesetianya Dan mebawah harapan Untuk memberikan Pancaran cahaya Bersamanya Pada Shang Bumi, jikala Malam Gelap datang Menyelmutinya. Hingga Bumi seisinya menjadi Ceria Terpesona Dan bangga Pada mereka berdua...”
“Biarkan Semua pergi dan menghilang dibawah angin Malam Hingga datanglah Shang Mentari dan Mencairkan hati yang membeku dikala Datangnya Petang Dan Memberi Isyarat Yang Menandahkan Semuan kembali pada Awalnya...”
datangnya gelap akan datangnya pula cahaya datangnya Penderitaan akan datangnya pula kebahagian. lalu disana kita diajarkan Syukur dan Sabar. itulah yang akan menjadi penentu jalan kebenaran.
Aku Hanya Ingin Berkata
“untuk Apa ada keluhan diantara KAMU, Jika Memang Itu Adalah Konsekuensi Hidup”
"Jadikanlah semua sebagi cermi Diri untuk Kedepan sebab orang menjadi arif dikarenakan dia berani maju, merasa, mengenal, dan memahami akan Pahit dan manis kehidupan sebelumnya."
"Dan jangan jadikan sebagai malapetaka bagi Diri kita, sebab kita tidak menghargai diri maka kita akan murka dihapan-Nya, dikarena DIA ( Allah ) Menciptakan kita sebaik-baik mungkin dan tidak ada rasa syukur yang ada pada diri kita."
"mengenal dan Memahamilah lebih dulu Sebelum Melangka
Bukan Melangka lebih Dulu belakangnya memahami dan mengenal
Hingga Yang ada hanya Kebingunan
dan membuat semuanya menjadi Pasra" ,,
Di kala itu ,,Di ujung jalan berdebu Dari keramaian kota yang pilu di atas kerumunan ummat Dari dia yang bertati Antara pinta yang terpedam Terpancarlah secerca cahaya Oleh dia nan jauh beribu tanya siapa dia? Dari mana dia..? Untuk apa dia..? Kanapa dia ..? Darimanakah cahaya itu,,,? Jawabnya,, aku adalah sang kasih Aku adalah sang rahman Dan aku adalah sang rahim Lalu akupun diam Meratapi dia oleh kebingunganku Lalu iapun dengan suara lantang Berbicara aku adalah ibu kasih yang tak perna mati kasih yang terus barsinar dan tiada batas atas kasihku dengan cucuran sinar air yang mangalir dari kelopak mata yang terdalam lalu iapun menghilang dari ratapanku terlintaslah kasih sang ibu yang jauh.. oh ibu begitu besar kah kasihmu..? engkau kah rahman itu..? enkau kah rahhim itu..? termanungku dari segala kasalahanku ibu,,ampunilah aku aku yang bodoh,anakmu yang tak pernah mau dengarkan suara sucimu anakmu yang slalu mencucurkan air matamu,, oh ibu ampunilah aku,, ridahmu adalah jalanku.. sembah sujudku untukmu ibu